Sudoku berasal dari kata “Su” yang berarti angka dalam bahasa
Jepang dan “Doku” mengacu pada tempat
di papan teka-teki yang setiap angka dapat masuk ke dalamnya.Walaupun namanya
menggunakan bahasa Jepang sebenarnya Sudoku berasal dari Eropa dan Amerika.
Pada abad ke–18 ahli matematika Swiss
Leonhard Euler mengembangkan konsep “Latin
Squares” yaitu angka-angka dalam kotak muncul hanya sekali baik secara
melintang ke atas dan ke bawah. Pada tahun 1979, Dell Puzzle Magazines di Amerika Serikat mulai menerbitkan teka-teki
sudoku menggunakan konsep Euler dengan 9 x 9 kotak persegi yang disebut Number Place dan didesain oleh seorang
arsitek Howard Garns.
Pada tahun 1984, mulai dikenalkan di Jepang
dimuat di majalah bulanan Nikoli,
dengan nama “Suuji Wa Dokushin Kagiru”.
Selanjutnya puzzel ini dikenal
sebagai Su-Doku. Pada tahun 2004, permainan
ini mulai dikenalkan di Inggris dan diterbitkan pertama kali di ( The Times, pada 12 November 2004) dengan
menggunakan nama sudoku.
Sudoku mulai mewabah di Inggris. The Telegraph mencoba
menyajikan sudoku produknya sendiri di awal tahun 2005, menerima 60.000 email
karena sudoku yang disajikan ternyata mempunyai solusi lebih dari satu. Sudoku craze atau demam sudoku pun menjalar ke
segala penjuru dunia selama 222 tahun setelah Latin Square. Surat
kabar di Inggris: Daily Mail, Telegraph, Times, Guardian,
dan Independent, masing-masing menerbitkan kumpulan soal-soal Sudoku
dalam beberapa seri buku. Di Amerika Serikat buku-buku Sudoku masuk top ten
best seller. Di amazon.com, toko buku online terbesar, ada 314
judul buku Sudoku. Hanya di Inggris, dua juta buku Sudoku terjual dalam kurun
waktu kurang dari setahun (Reuters,
22 Oktober 2005).
Internet
pun semakin ramai. Situs-situs baru bermunculan, menyajikan soal sudoku maupun
informasi lain, baik sejarah, cara-cara penyelesaian, bahkan software untuk komputer maupun handphone, bukan computer game dengan tampilan grafis memikat, tetapi sebuah puzzle sederhana. Dalam kurun satu tahun
bisa merambah seluruh benua, disukai tua muda. Hampir semua koran nasional di setiap
negara menyajikan sudoku. Ada yang menganggapnya sebagai Rubik's Cube abad 21, mengacu pada popularitas permainan asal Rusia
pada 1980-an.
Penyebaran awal sudoku khususnya di
Asia dimulai di Hindustan Times (India , Mei 2005), The
Star (Malaysia, Juni 2005), Apple
Daily (Hongkong, Agustus 2005), Sport Hankook (Korea Selatan, September
2005), News Paper (Singapura, Oktober 2005). Kompas, 24
Oktober 2005 mengabarkan Wayne Gould menebar wabah Sudoku, Intisari edisi
Januari 2006 menulis sudoku, kotak ajaib yang mewabah namun Indonesia tidak juga
terjangkiti. Pada tanggal 27 Februari 2006, di Sudoku Players' Forum, Punky mengenal sudoku saat tinggal di
Australia mengeluh tidak menemukan satu pun media cetak Indonesia yang memuat sudoku
dan muncul pertanyaan pengelola forum Why would they not want Sudoku?.
Aturan permainan sudoku sangat sederhana. Isi semua matriks sampai penuh
dengan angka 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, atau 9 atau sesuaikan dengan ukuran papan
sudoku,
dengan catatan untuk setiap kolom, baris maupun submatriks (
hanya boleh terisi masing-masing satu dan tidak
boleh berulang, beberapa kotak sudah diisi sebagai petunjuk awal dan tugas
pemain adalah melengkapi kotak yang masih kosong hingga terisi secara lengkap
untuk memulai sudoku agar lebih mudah, mulailah dengan blok yang sudah terisi
angka yang paling banyak (karena biasanya kotak sudoku memiliki beberapa blok
yang terisi angka yang banyak). Sudoku berbentuk matriks
dengan submatriks
yamg ditandai dengan garis tebal. Sudoku yang paling umum
adalah berbentuk matriks
. Tingkat
kesulitan permainan sudoku, selain diukur dari besar ukuran matriksnya juga diukur dari
masalah perumusan angka-angka
awal yang diberikan. Semakin sedikit angka-angka yang diberikan semakin sulit sudoku
untuk diselesaikan.
Menurut Gunawan (2010:6) permainan sudoku
dapat diselesaikan dengan kombinasi beberapa teknik. Teknik dalam menyelesaikan
permainan sudoku antara lain: (1) pemindaian (scanning), pemindaian berupa proses memindai baris atau kolom untuk
mengindentifikasi baris mana dalam suatu blok yang terdapat angka–angka
tertentu. Proses ini kemudian diulang pada setiap kolom (atau baris) secara
sistematis. Kemudian menentukan nilai dari suatu sel dengan membuang nilai
nilai yang tak mungkin; (2) penandaan (marking),
penandaan berupa logika, dengan menandai kandidat angka yang dapat dimasukkan
dalam sel; (3) analisa (analyzing), analisa
berupa eliminasi kandidat dimana kemajuan
dicapai dengan mengeliminasi kandidat angka secara berturut-turut hingga sebuah
sel hanya punya satu kandidat.