Sabtu, 26 Maret 2011

BUMI DAN ALAM SEMESTA


  A.    Teori Terbentuknya Alam Semesta
Pengertian alam semesta yang digunakan para ahli astronomi adalah ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Alam semesta dibagi menjadi dua, makrokosmos dan mikrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedangkan makroskosmos adalah bena-benda yang mempunyai ukuran yang sangat bedsar, misalnya bintang, planet, galaksi.
Beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi :
1.      Teori Osilasi
Menurut teori osilasi dikatakan bahwa alam semesta berosilasi. Menurut teori ini dimungkinkan alam semesta berdaur terus menerus mengembang dan menyusut. Teori osilasi beranggapan bahwa galaksi-galaksi alam semesta berkumpul dan akhirnya terjadi ledakan besar. Karena ledakan tersebut maka bahannya bercerai berai membentuk galaksi-galaksi baru yang saling menjauh. Proses pengembangan ini melambat dan akhirnya berhenti, kemudian diikuti oleh penyusutan lalu meledak lagi. Demikian terjadi terus menerus.
2.      Teori Keadaan Tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta di manapun dan bilamana pun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain.
Alam besarnya tak terhingga dan tak terbatas serta tak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya yang telah lampau dan sampai yang akan datang, yang disebut dengan model keadaan tetap. Ahli-ahli astronomi yang mendukung teori ini antara lain Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold. Secara ringkas teori keadaan tetap menyatakan :
“Tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati pada saat bintang-bintang mendukung galaksi itu berevolusi mencapai keadaan bayangan putih (katai putih). Dengan terbentuknya materi-materi baru, maka menurut teori ini alam semesta tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya, atau dengan kata lain tanpa awal dan tanpa akhir.”
3.      Teori Ledakan Besar (Big-bang theory)
220px-Universe_expansion2.pngTeori ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adannya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Menurut teori ini, seluruh bahan di alam semesta ini  pada mulanya termampatkan sehingga sangat padat yang kemudian meledak dengan dahsyatnya.  Gas yang disemburkan keluar oleh ledakan besar tersebut menyembur dan membentuk galaksi-galaksi yang meneruskan gerakannya keluar.
Text Box: Gbr. 1 Model Teori Big BangMenurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu :
·         Massa batas dinding planck yaitu masa terjadinya alam semesta berumur  10-43 detik.
·         Massa jiffy yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik.
·         Massa quark yaitu pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-pertikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.
·         Masa pembentukan lipton yaitu masa pada saat alam semesta setelah 10-4 detik.
·         Masa radiasi yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 dampai 101 tahun mempunyai suhu 3000 derajat kelvin.
·         Masa pembentukan galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut pilin yang berputar berbentuk piringan raksasa.
·         Masa pembentukan tata surya, yaitu pada usia 4,6 x 109 tahun.
Seorang ahli astronomi Belgia. George Lemaitre (1894-1966) pada tahun 1927 mengusulkan tentang teori ledakan besar ini. George Lemaitre mengatakan bahwa alam semesta ini pada mulanya dimulai oleh suatu ledakan besar dan sejak saat itu hasil ledakan-ledakan tersebut yang berupa kepingan-kepingan ledakan masih terus beterbangan, George mendasarkan teorinya pada pengamatan yang dilakukan oleh Edwin Hubble (1889-1953), seorang ahli astronomi Amerika. Pada tahun 1924 Edwin Hubble menunjukkan bahwa terdapat galaksi-galaksi lain diluar galaksi kita. Tahun 1929, Edwin Hubble mengumumkan bahwa alam semesta ini mengembang dan galaksi-galaksi saling menjauhi dengan kecepatan semakin jauh semakin tinggi.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov, seorang ahli astronomi Amerika muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
B.     Tata Surya
2.jpegTata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Text Box: Gbr. 2 Tata SuryaTata Surya merupakan salah satu sistem dalam jagat raya yang luas ini. Di dalam tata surya ini merupakan pusat beredarnya benda-benda langit lainnya yang menjadi anggota tata surya. Setiap anggota tata surya mempunyai ciri-ciri yang khas, baik itu ukuran, komposisi, gerak dan orbitnya, penampakannya, bentuk dan ukuran.
1.      Teori Terbentuknya Tata Surya
Beberapa teori terbentuknya tata surya adalah sebagai berikut:
a.      Teori Kabut atau Nebula
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804), seorang ahli filsafat dari Jerman pada tahun 1755 dan oleh Pierre Simon Laplace seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman pada tahun 1796. Mereka berpendapat bahwa sistem tata surya berasal dari kabut raksasa.
Kant berpendapat bahwa susunan matahari berasal dari gumpalan kabut yang berputar lambat, kemudian memadat dan atas dasar prinsip tarik menarik serta tolak menolak dari bagian-bagiannya pada pusatnya terbentuk sebuah inti besar yaitu matahari. Sedangkan yang berada di sekelilingnya adalah inti-inti kecil dan planet-planet yang terbentuk bersama-sama dengan matahari.
Laplace berpendapat bahwa susunan matahri berasal dari gumpalan-gumpalan kabut pijar dan merupakan matahari besar. Karena proses pendinginan dan pemadatan rotasinya semakin cepat sehingga sebagian kabut luar terpisah membentuk gelang-gelang kabut dan akhirnya membentuk planet-planet.
b.      Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakan oleh Thomas C.Chamberlin dan Forest R.Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain terlepas, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang disebut planetisimal.
c.       Teori  Tidal atau Pasang Surut
Teori ini diungkapkan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.
d.      Teori Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Teori kondensasi menjelaskan bahwa pada awalnya tata surya berisi gumpalan-gumpalan kabut raksasa yang kemudian mendingin atau berkondensasi, kemudian berputar, perputaran makin cepat sehingga kabut memipih membentuk cakram raksasa. Bagian pusat berputar lambat berkondensasi menjadi matahari. Perputaran yang sangatcepat menyebabkan bagian tepi terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil dan mendingin menjadi planet-planet.
2.      Sistem Tata Surya
Di dalam system tata surya komponen utamanya adalah matahari, sebuah bintang yang mengandung 99,86 % massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya gravitasinya. Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari matahari, mencakup kira-kira 90% massa selebihnya.
Planet-planet dan objek-objek Tata Surya juga mengorbit mengelilingi matahari berlawanan dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas kutub utara matahari, terkecuali Komet Halley.
Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari (sumbu semi-mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara objek dengan matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek dengan matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari matahari dinamai aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran, sedangkan komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.
a.      matahari.jpgMatahari
Text Box: Gbr. 3 MatahariBintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Bergaris tengah 1.392.000 km, lebih besar 100 kali bumi. Unsur penyusun matahari adalah hydrogen dan helium. Namun di bagian inti dalam matahari sangat panas yang disebabkan oleh reaksi nuklir hingga suhunya mencapai 15.000.000°C. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
b.      Planet
1)      Planet Bagian Dalam
Empat planet yang terdekat dengan matahari, yakni Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars disebut Inner Terrestrial Planets.Memiliki komposisi batuan yang padat. Komposisi Planet-planet ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memiliki atmosfer, Semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
·           merkurius.jpgMerkurius adalah planet terdekat dengan matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Jaraknya dengan matahari adalah 57 juta km. sehingga suhu di siang hari dapat mencapai 430oC, dan di malam hari mencapai 180oC. Untuk sekali rotasi merkurius membutuhkan waktu58,6 hari, namun untuk mengelilingi matahari merkurius hanya membutuhkan waktu 88 hari. Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya adalah terdapat kawah-kawah pada permukaannya.

Text Box: Gbr. 4 Merkurius

·           Text Box: Gbr. 5 Venusvenus.jpgVenus berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Berdiameter 12.102 km. Jarak terdekat dari matahari sekitar 107,4 juta km dan jarak terjauhnya sekitar 109 juta km. Oleh karena sinarnya sangat terang, venus disebut juga Bintang Senja, sehingga bisa dilihat dari bumi pada sore hari setelah matahari terbenam. Venus dalam satu kali berotasi membutuhkan waktu selama 243 hari, sedangkan revolusinya selama 224,7 hari.  Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat daripada bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 470o C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.
bum.jpg
·           Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki makhluk hidup. Jarak dari matahari 149,6 juta km. Diameternya 12.756 km. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasikan memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam tata surya.
Text Box: Gbr. 6 Bumi

·           Text Box: Gbr. 7 MarsPlanet Mars.jpgMars berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Berjarak 227,9 juta km dari matahari dan membutuhkan waktu 687 hari untuk berevolusi. Berdiameter sebesar 6.786 km. Berotasi selama 24,62 jam sekali putar. Planet ini memiliki atmosfer tipis kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologi yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Mempunyai 2 satelit, yaitu Phobos yang berjarak 27 km, dan Deimos yang berjarak 15 km.


2)      Planet Bagian Luar
jupi.jpgKeempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau Jovian Giants. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen dan helium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.
·         Yupiter dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebakan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa.




Gbr. 8 Yupiter
 

·         saturn.jpg
Gbr. 9 Saturnus
 
Saturnus yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60 % volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus.
·         Text Box: Gbr. 10 Uranusura.jpgUranus yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan ukuran poros 90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan dengan gas raksasa lainnyadan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titan, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
·           neptun.jpgNeptunus meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar Triton.


Text Box: Gbr. 11 Neptunus

c.       asteroid.pngAsteroid
Asteroid secara umum adalah obyek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku. Daerah lintasan asteroid yang utama dinamakan sabuk asteroid atau asteroid belt. Sabuk asteroid terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer. Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi. Asteroid yang orbitnya melewati bumi dinamakan asteroid Apollo.
240px-Ceres_optimized.jpgText Box: Gbr. 12 Sabuk AsteroidCeres adalah benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Diameternya adalah sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk budaran, Ceres dianggap sebagai planet ketika ditemukan pad abad ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi. Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sebagai planet kerdil.
Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok dan keluarga asteroid berdasarkan sifat-sifat orbitnya. Bulan asteroid adalah asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tidak mudah dibedakan dari bulan-bulan planet, kadang kala hampir sebesar pasangannya. Bagian dalam tata surya(antara merkurius hingga sabuk asteroid) juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet bagian dalam.
Text Box: Gbr. 13 Ceres

d.      Komet
Text Box: Gbr. 14 Kometkomet.jpgKomet adalah bahan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebagian komet berorbit hiperbolik mungkin berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatile esnya telah habis karena panas matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.
e.       Meteoroid, Meteor, dan Meteorit
Text Box: Gbr. 15 MeteormeteorREX2603_468x551.jpgMeteoroid adalah bagian dari tata surya yang diperkirakan berasal dari komet dan pecahan-pecahan asteroid. Meteoroid ini berterbangan tak beraturan di luar angkasa. Dalam perjalanannya di ruang angkasa, pada suatu saat meteoroid dapat mendekati bumi. Akibat adanya gaya gravitasi bumi, meteoroid jatuh ke bumi dengan kelajuan tinggi menembus atmosfer dan terbakar sehingga terlihat cahaya. Nyala inilah yang dari bumi terlihat seperti bintang jatuh. Bintang jatuh inilah yang disebut meteor. Pada mumnya, meteor habis terbakar sampai di permukaan bumi. Akan tetapi, bisa saja meteor yang berukuran besar tidak habis terbakar oleh panas akibat gesekan udara, dan sampai di permukaan bumi. Meteor yang sampai di permukaan bumi disebut meteorit.

BUMI
        Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet yang ada di tata surya.  Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Bumi mempunyai satu satelit yaitu bulan.
A.    Lapisan Bumi
lapis.jpgLapisan bumi terdiri atas:
1.      Kerak (crust), lapisan terluar dari bumi, terdiri dari 2 kategori yakni kerak benua(continental crust) yang tebalnya 20-70 km, dan kerak samudera(oceanic crust) yang tebalnya 5-10 km. Lapisan ini dibagi menjadi 2 bagian yakni lapisan granitis yang banyak mengandung batuan granit, dan lapisan basaltis yang tersusun dari materi basalt yang bersifat basa.
2.        Selimut (mantle), atau sisik silikat (Si), tebalnya sekitar 2.900 Km. Selimut bumi terbagi menjadi 3 bagian:
a.       Litosfer, letaknya di bagian terluar dari selimut bumi. Litosfer terdiri dari materi berbentuk padat dengan ketebalan 50-100 km. bersama dengan kerak bumi disebut dengan lempeng litosfer.
b.      Astenosfer, berupa lapisan di bawah litosfer, berwujud kental dengan tebal sekitar 100-400 km.
c.       Mesosfer, wujudnya padat dengan tebal 2.400-2.750 km terletak di bawah astenosfer.
3.      Inti (Core), terdiri dari 2 lapisan:
a.       Inti bagian luar(outer core) bersifat cair dengan tebal 2100 km.
b.      Inti bagian dakan(inner core) bersifat padat, terdiri dari besi dan nikel, tebal sekitar 1.370 km dengan suhu 4.500oC.


B.     Atmosfer
Atmosfer bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau menyelubungi bumi. Udara yang terkandung dalam atmosfir merupakan campuran dan kombinasi dari gas, debu dan uap air. Atmosfir berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya.
atmosphere.jpgKandungan dalam lapisan atmosfir bumi meliputi nitrogen 78,17%, oksigen 20,97%, argon 0,98%, karbon dioksida 0,04%, dab sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom dan ozon.
Lapisan-lapisan atmosfer bumi, terdiri dari:
1.        Troposfer
       Ketinggian troposfer 0 - 15 km. Suhu lapisan troposfir 17 o C - -52 o C. Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini. Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.
2.      Stratosfer
Text Box: Gbr. 17  Lapisan AtmosferKetinggian stratosfer  15 - 40 km. Suhu lapisan stratosfer : -57o C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Disini juga tempat terbangnya pesawat. Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
3.       Mesosfer
Ketinggian Mesosfer 45 - 75 km. Suhu lapisan stratosfer -140o C. Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es.
4.      Thermosfer
Ketinggian themosfer 75 - 100 km. Suhu lapisan stratosfer  80o C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.
5.      Eksosfer
Ketinggian eksosfer 500 - 700 km. Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg
C.    Hidrosfer
300px-Water_cycle.pngHidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Text Box: Gbr. 18 Siklus AirSiklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan
D.  Litosfer
Litosfer adalah bagian terluar dari bumi, terdiri atas kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi. Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berdasarkan proses terjadinya batuan dapat dibedakan 3 jenis batuan :
1.      Batuan Beku
Batuan ini terjadi secara langsung dari pembekuan magma yang terdiri dari mineral yang beluk menunjukkan struktur tertentu. Misalnya : Batuan Andesit yang banyak digunakan untuk pengerasan jalan.
2.      Batuan Sedimen
Batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.. Misalnya : Batuan kapur, batu breksi.
3.      Batuan Metamorf
Batuan ini merupakan perubahan batuan beku dikarenakan perubahan temperatur atau tekanan. Misalnya : marmer.
Berdasarkan tempat terjadinya maka batuan penyusun litosfer dapat dibedakan atas :
1.      Batuan intrusif : terjadi di bagian dalam, jauh dari permukaan bumi.
2.      Batuan ekstrusif : terjadi di dekat permukaan bumi, atau di luar bumi.
3.      Batuan hypobisis : terjadi dalam gang atau saluran-saluran kulit bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar